Loading...
Saturday, June 6, 2015

BETERNAK AYAM KAMPUNG




BETERNAK AYAM KAMPUNG
Disusun oleh WIbowo,S.ST
 
I.                    PENDAHULUAN
Indonesia memiliki sumber bibit unggas seperti halnya ayam Kedu, Cemani, Pelung, Nunukan.
Selain itu di setiap desa terdapat ayam kampung yang telah lama dipelihara penduduk setempat. Jenis
-jenis ayam lokal itulah yang disebut ayam buras, yang berasal dari kata bukan ras. Jenis-jenis tersebut dapat dijadikan bibit potensial, dengan melakukan seleksi. Di kalangan masyarakat pedesaan ayam kampung yang telah berkembang sebagai sumber genetika lokal sangat bagus karena telah beradaptasi dengan lingkungan.

Pada saat ini telah berkembang jenis ayam baru yakni ayam Arab yang biasa dipelihara sebagai petelur. Tetapi menurut pengalaman beberapa praktisi, ayam Arab perlu diperbaiki daya tahan tubuhnya terhadap penyakit lokal serta penyakit infeksius baru semacam flu burung. Caranya dengan menyilangkan ayam tersebut dengan ayam kampung sesuai dengan tujuan.
Jika kita pengen mempunyai keturunan ayam yang bersifat dwiguna, dapat menghasilkan telur dan daging, pergunakan pejantan ayam pelung serta jenis besar lainnya seperti halnya ayam Bangkok.

II.                  PAKAN DAN PEMELIHARAAN

Ayam termasuk jenis hewan pemakan biji-bijian. Sama halnya dengan jenis hewan lainnya dalam pakan perlu terdapat unsur gizi yang terdiri dari : Karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Untuk ayam yang dipelihara secara komersial intensif, berada pada kandang terkurung, atau batere, penyediaan pakan sepenuhnya harus ditanggung oleh pemilik jika produksinya ingin optimal.
Pada pemeliharaan ayam broiler peternak harus mencukupi dengan pakan dengan kandungan protein tidak kurang dari 18 hingga 20 %; Ayam petelur antara 14 – 18 %. Pakan ayam broiler yang terkenal merupakan pelet atau crumble misalnya dengan merek BR I dan BR II. Sedangkan untuk ayam petelur biasanya berbentuk crumble misalnya ”521”. Semuanya buatan pabrik, tentu harganya mahal.
Untuk petelur peternak juga dapat menyusun ransum sendiri dengan bahan pakan dari katul, jagung giling dan konsentrat. Konsentrat merupakan bahan pakan sumber protein tinggi. Biasanya terbuat terutama dari tepung ikan, ada yang ditambah dengan tepung bulu, tepung darah, tepung rucah.
Bahan konsentrat yang berasal dari bungkil kelapa, kelapa sawit, bungkil kedekai terkadang dari jagung yang disebut corn gluten.
Oleh karena itu dalam leaflet ini akan diperkenalkan sebuah pengalaman pemeliharaan ayam secara semi intensif. Penyediaan pakan tidak sepenuhnya menjadi kewajiban dari pemilik ternak. Dalam satu hari peternak menyediakan maksimum 100 gram katul untuk satu ekor ayam dewasa. Sedangkan untuk ayam pada tahap starter pemberiannya lebih sedikit.
Apakah dari katul sejumlah itu telah cukup? Kalau belum cukup, ayam diberi kesempatan untuk mencari sendiri di kebun berupa biji-bijian, serangga serta cacing tanah. Kesempatan mencari makan sendiri ini juga berarti memberi kebebasan ayam makan secara prasmanan, memilih apa saja jenis nutrisi yang diperlukan dan mengukur sendiri sesuai kebutuhan.
Misalnya saja vitamin dari dedaunan serta mineral dari tanah. Kita tahu bahwa ayam memiliki kebiasaan memakan kerikil atau sesuatu dari tanah serta pasir.
Pemeliharaan ayam buras oleh keluarga peternak ini juga dapat memungkinkan termanfaatkannya limbah dapur dan meja makan.

III.      PERKANDANGAN
Kandang semi intensif berbentuk panggung dengan 2 lantai yang dipisahkan di tengah (Lihat gambar cover); Dengan demikian diperoleh 4 ruang. Ruang I : Kiri bawah dapat dipergunakan untuk fase starter dapat mencapai 20 ekor atau lebih; Ruang II : Kanan bawah untuk fase grower dapat diisi dengan 10 – 15 ekor; Ruang III dan IV di lantai atas kiri dan kanan dapat dipergunakan untuk fase layer, masing-masing berisi 10 ekor. Dengan demikian satu buah kandang dapat berisi 55 ekor.
Sistem pemeliharaan 3 fase ini bertujuan untuk memperoleh manfaat ekonomis. Misalnya pada saat tertentu produksi telur menurun dikarenakan adanya beberapa induk yang mengeram, (ingat ayam arab sudah merupakan persilangan dengan kampung lokal), maka kita masih memperoleh kompensasi dari adanya pertumbuhan. Jadi itungannya ya nggak rugi, laah.
Pada saat fase grower seleksi mulai dilakukan, ayam seukuran kemanggang yang tidak baik untuk dijadikan bibit dapat dijual sebagai ayam potong.
Demikian juga ayam pejantan. Dalam satu kandang jika ingin mengembangkan pembibitan (breeder) rasionya 1 : 10. Artinya 1 jantan untuk 10 ekor. Jika hanya untuk menyediakan stok sendiri cukup 1 ekor dan replacer 1 ekor. Kandang tersebut juga sangat  fleksibel. Kita juga dapat mengisi kandang tersebut dengan fase layer semua. Untuk itu harus disediakan boks khusus untuk fase starter dan growernya.
Dengan demikian kandang ini berkapasitas 40 ekor. Dari jumlah tersebut termasuk di dalamnya pejantan 1 ekor dan calon pengganti (replacer) 1 ekor. Dengan demikian hasilnya nanti yang utama adalah telur. Cara pemeliharaan menurut fasenya :
       Fase I  : Starter (1 – 30 hari) dalam kandang boks, lampu s/d 10 hari;
       Starter (1 – 3 bulan) dalam kandang ruang I;
       Fase II : Grower (3 – 6 bulan) dalam kandang ruang II;
       Fase III : Pullet   (6 bulan – bertelur) dalam kandang ruang III;
       Fase IV : Layer (sudah rajin bertelur) dalam kandang ruang IV;


IV.      PENGENDALIAN PENYAKIT
Pengendalian penyakit yang merupakan kunci suksesnya dalam kesehatan ternak adalah :
1.
Sanitasi, yaitu kebersihan kandang yang memberikan jaminan untuk mengurangi semaksimal mungkin adanya bibit penyakit yang siap hendak menyerang ternak. Kandang dibersihkan secara rutin, kotoran tidak mencemari lingkungan dan bibit penyakit tidak dapat seenaknya berkembang biak; Bunuh kuman sebelum menginfeksi ternak;
2. Vaksinasi, tindakan pengebalan tubuh ternak melalui penggunaan vaksin; yang terpenting adalah untuk penyakit ND atau tetelo; penyakit flu burung perlu dipertimbangkan penting atau tidak; Vaksin ND diberikan melalui air minum atau suntikan atau tetes mata/hidung/mulut;
3. Medikasi, artinya bukan tindakan mengobati tetapi segera obati; Begitu tampak gejala berarti penyakit sudah start duluan, harus dikejar; terjadi balapan antara obat dengan penyakit, padahal penyakit sudah start duluan; jadi sebaiknya yang penting adalah mencegah agar supaya tidak terjadi penyakit;

1 comments:

 
TOP